BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

jangan panggil dia,miss..

Untuk jiwa yang merasa dirinya paling lelah. Bagi hati yang telah mati rasa. Kepada  mereka yang mengagungkan sebuah cinta. Hati itu akan terus bernyanyi riang menghibur hidup yang kehilangan belahan jiwa. Tidak seperti hari biasanya, hari ini hanya sebagian orang yang datang menghuni kampus. Suasana kampus terlihat masih sepi menanti para mahasiswanya yang tengah menikmati liburan. Misya felizka, siang itu menyibukkan dirinya dengan membawa berbagai persyaratan daftar ulang semester dua. Tanpa terasa waktu demi waktu mampu membawanya untuk tetap bertahan dalam topeng keceriaan.
“aku ga suka coklat” ucapnya menolak ajakanku untuk membeli coklat. Registrasi yang merepotkan itu memaksa kami menyempatkan diri mampir ke minimarket membeli sesuatu pengganjal perut. Matanya hampa, menyiratkan kesedihan yang nampak tertutup dengan sempurna. kami melanjutkan aktifitas dengan berjalan menelusuri kampus diiringi gurauan yang akrab. Aku belum mengenal sosok itu sepenuhnya. Masih banyak cerita yang belum aku ketahui dibalik senyumannya yang selalu terurai.
 Berawal dari sebuah organisasi mahasiswa, kami mulai berteman. Lebih tepatnya lagi saat karantina magang yang diadakan kesuatu daerah yang jauh dari kehidupan kota. Bukan hanya aku yang merasakan damainya kebersamaan dalam seminggu yang mengesankan disana, teman yang lain tak ayalnya juga merasakan hal yang sama. Semenjak itu kami putuskan bahwa kami semua adalah keluarga, termasuk diantaranya aku dan misya. Tidak ada seorangpun yang mampu memahami karakter seseorang dengan seutuhnya.
Siapa pernah menyangka, sosok yang begitu ceria itu berhasil menghipnotis setiap mata yang memandangnya. Nyaris tak pernah terlintas suatu keterpurukan dalam hidupnya. Namun dibalik semua itu tersimpan kegelapann yang mendalam. Misya lebih nyaman dengan sebutan feliz untuk panggilan dirinya. Karena, setiap kali ada yang memanggilnya dengan sebutan “Miss”, panggilan itu berhasil mengingatkannya kembali pada bayangan seseorang yang berusaha dilupakannya selama ini. Baginya,Terlalu sakit untuk mengenang peristiwa itu. Maka dari itu, ia selalu berusaha membuat orang-orang memanggilnya dengan sebutan feliz saja.

“kenapa sih kamu ga suka coklat?”
Memory kelabu yang tak kunjung hilang dari ingatan kembali mengusiknya, kala aku melontarkan pertanyaan demikian. Tanpa ampun kenangan itu terus menjerat pikiran yang mengisolasinya pada naungan perjalanan hidup yang berkelanjutan. Kesendirian  hidup seakan menertawakan senyum berbalut kesepian. Angin yang berhembus tenang menggoyahkan batinnya untuk mampu bercerita padaku.
Suatu hari dalam kehidupannya, saat tawa masih terasa sangat menyenangkan. Jiwanya berdiri kuat meraih semangat kemenangan. Sorak sorai penonton bergema keseluruh ruangan. Disisi lain,  Seorang pria tengah  mengacu  sepeda motornya dengan  kencang menelusuri jalan. Pertandingan itu telah berlangsung beberapa menit yang lalu. Matahari membiarkan panasnya menyentuh permukaan bumi. Babak pertama berhasil dimenangkan gadis tomboy berfostur mungil itu. Karateka misya mampu mengalahkan lawannya dengan semangat kebanggaan yang akan ia berikan pada seseorang yang terus mendukungnya selama ini. Pertandingan masih terus berlanjut hingga menyisakan satu orang pemenang. Sementara itu, Jalanan terus dipenuhi para pengendara  yang lalu lalang memadati jalan raya. Pria tadi masih dengan sepeda motornya yang kencang, bergegas menuju pertandingan karate yang diikuti misya sang belahan jiwa tersebut.
 Dan dalam hitungan detik, Monster jalanan yang mengerikan telah menelan satu korban. Sebuah  peristiwa tragis yang mengalihkan perhatian semua pasang mata yang menyaksikannya. Truk dengan muatan fuso itu melahap habis sepeda motor dan sang pengemudi. Terciptalah Alur kisah yang menyisakan sebuah pertemuan tak berujung. Sekarang yang tersisa hanyalah harapan kepada sang kekasih untuk terus bertanding memperoleh  kemenangan tanpa kehadirannya.
“misya, edho kecelakaan” detak jantung terhenti beberapa detik, saat ia mendengar berita buruk itu dari seberang telpon yang diangkatnya. Aroma kepedihan sangat pekat terkuak dari hatinya yang hancur hingga tak dapat lagi membedakan kenyataan dan mimpi. Masih berusaha tenang seakan berdamai dengan suasana, misya terus melanjutkan pertandingannya. Hingga babak akhir memberikannya sebuah kemenangan.
Namun, Kesedihan telah lebih dulu memeluknya sebelum ia sempat mempersembahkan kebanggaan tersebut. Kenyataan yang sulit untuk diterima, saat Kedua pasang jiwa tak memperoleh kesempatan untuk dipertemukan dahulu. Ia mendapati edho telah berbaring dengan damai di alam yang berbeda. Kini hanyalah batu nisan yang menjadi penghubung antar raga yang tak dapat lagi berjumpa. Semenjak itu, Keterpurukan mulai menyelimuti kehidupannya yang terang. Namun tak menjadikannya seorang yang cengeng menatap masa depan.
“coklat tuh bnyak lemak nya, ga bagus bwt kesehatan. Lagian juga coklat tuh pahit. Kamu jangan makan coklat ya,miss” sampai detik ini kata-kata tersebut terus terngiang diingatannya, seolah menjadi nasihat akhir, saat masa-masa edho masih berada disisinya. Sebuah pesan yang semakin membuatnya tidak dapat menyukai coklat.
Aku terhenyak mendapati cerita haru yang menjawab pertanyaan singkatku tadi. sebuah cerita yang mengajarkan arti ketegaran bahwa hidup tak membutuhkan orang yang cengeng, terungkap dari kisah misya felizka si gadis tomboy nan ceria yang kukenal selama ini.